topbella

Rabu, 21 September 2011

Ilmu geografi dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan hubungan antar gejala permukaan bumi, misalnya :

1. Bidang Pertanian

Pertanian merupakan sistem keruangan yang terdiri dari aspek fisik dan manusia. Aspek fisik antara lain : lahan, iklim, air dan udara. Aspek manusia meliputi tenaga kerja, tradisi, teknologi dan ekonomi masyarakat. Analisis hubungan antara aspek fisik dengan manusia pada bidang pertanian bermanfaat untuk menyusun sistem diversifikasi tanaman pada lahan pertanian, yang penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan lahan agar produktivitas tetap tinggi

2. Bidang Industri

Merupakan tinjauan terhadap aspek industri pada hubungan antara aspek fisik dan manusia. Aspek fisik yang bepengaruh terhadap kegiatan industri misalnya lahan, bahan baku dan sumber daya energi. Sedangkan aspek manusia yang penting untuk kegiatan industri adalah tenaga kerja, tradisi, teknologi, konsumen dan pasar. Hasil analisis hubungan digunakan untuk menyusun rencana pembangunan dan pengembangan industri. Sebagai contoh untuk memeratakan persebaran penduduk maka sebaiknya pemerintah pengarahkan penemapatan lokasi industri di daerah yang masih jarang penduduknya.

banyak lagi manfaat lainnya. ada yang bisa menambahkan?silakan aja coment di sini. thanks..

galaksi bima sakti

"Milky Way" beralih ke halaman ini. Untuk arti lainnya, lihat Milky Way (disambiguasi).
Pusat galaksi di arah rasi Sagitarius. Bintang-bintang utama dalam rasi Sagitarius ditandai dengan titik merah. Tampak bahwa terdapat penampakan seperti bayangan hitam di tengah yang dikelilingi oleh semacam "aura" cemerlang. Bayangan hitam itulah yang menjadi asal usul nama "Bima Sakti".

Bima Sakti (dalam bahasa Inggris Milky Way, yang berasal dari bahasa Latin Via Lactea, diambil lagi dari bahasa Yunani Γαλαξίας Galaxias yang berarti "susu") adalah galaksi spiral yang besar termasuk dalam tipe Hubble SBbc dengan total masa sekitar 1012 massa matahari, yang memiliki 200-400 miliar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 1000 tahun cahaya.[1] Jarak antara matahari dan pusat galaksi diperkirakan 27.700 tahun cahaya. Di dalam galaksi bima sakti terdapat sistem Tata Surya, yang didalamnya terdapat planet Bumi tempat kita tinggal. Diduga di pusat galaksi bersemayam lubang hitam supermasif (black hole). Sagitarius A dianggap sebagai lokasi lubang hitam supermasif ini. Tata surya kita memerlukan waktu 225–250 juta tahun untuk menyelesaikan satu orbit, jadi telah 20–25 kali mengitari pusat galaksi dari sejak saat terbentuknya. Kecepatan orbit tata surya adalah 217 km/d.

Di dalam bahasa Indonesia, istilah "Bima Sakti" berasal dari tokoh berkulit hitam dalam pewayangan, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang Jawa kuno melihatnya sebagai bayangan hitam yang dikelilingi semacam "aura" cemerlang. Sementara itu, masyarakat Barat menyebutnya "milky way" sebab mereka melihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit. Pita kabut atau "aura" cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan jutaan bintang dan juga sevolume besar debu dan gas yang terletak di piringan/bidang galaksi. Pita ini tampak paling terang di sekitar rasi Sagitarius, dan lokasi tersebut memang diyakini sebagai pusat galaksi.

Kamis, 28 Juli 2011

Posisi Ilmu Geografi Dinilai Strategis

Yogyakarta, CyberNews. Dr Muh Aris Marfa'i MSc, Ketua Biro Kerja Sama Luar Negeri Fakultas Geografi UGM, menuturkan Ilmu geografi merupakan ilmu penting karena menyangkut hubungan antara proses-proses alam dan sosial yang membentuk lingkungan serta menafsirkan perubahan keterkaitan tersebut antara lingkungan dan masyarakat.

Ditambahkan, program studi geografi sesungguhnya menjelaskan bagaimana orang dapat beradaptasi dan membentuk kembali lingkungan alam untuk mendukung kehidupan mereka. Pesatnya peningkatan populasi dan kebutuhan sumberdaya alam telah secara nyata berdampak pada lingkungan alam, di antaranya pemanasan global, bencana alam, dan masalah lingkungan lainnya.

Untuk itu, ilmu geografi saat ini memiliki posisi strategis untuk memberikan solusi terhadap isu-isu lingkungan alam. Berbagai pengelolaan sumberdaya yang langka dan krisis lingkungan menjadi topik yang menarik bagi geografer.

"Karenanya, pendidikan tinggi menjadi salah satu lembaga publik yang bertanggungjawab untuk memberikan solusi yang berhubungan dengan masalah yang terkait isu-isu lingkungan melalui kegiatan penelitian dan pendidikan," ujarnya dalam workshop international ''Geographic Curricula Benchmarking and Development'' di Fakultas Geografi UGM.

Oleh karena itu, tak salah apabila workshop tersebut bermaksud meninjau dan menganalisis desain kurikulum yang telah ada, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum, harapan terhadap kompetensi siswa, dan identifikasi beberapa kecenderungan umum serta praktik yang berhasil dilaksanakan.

"Berdasarkan pengalaman masing-masing peserta, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengembangkan praktik terbaik,
meningkatkan kualitas kurikulum berdasarkan kompetensi mahasiswa pascasarjana yang diharapkan," tuturnya.

Workshop itu mengakomodasi para pemangku kepentingan dari universitas di Asia Tenggara untuk mempresentasikan pengalaman mereka. Mereka secara terbuka mendiskusikan masalah dan strategi untuk pengembangan masa depan fakultas geografi di negara masing-masing.

Selain Dr Godfrey Yeung Kwok Yung dari National University of Singapore, workshop diikuti pula oleh pendidik dari beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Prof Dr Khairulmaini Osman Saleh (Universitas Malaya Malaysia), Darlene J Occena-Gutierrez PhD (University of the Philippines), dan Dr Wichai Srikam (Geographical Association), serta 18 perguruan tinggi di Indonesia.

( Bambang Unjianto / CN26 / JBSM )

Selasa, 17 Mei 2011

Perwujudan "Mimpi" Berupa Media Movie Maker

Media yang saya buat ini merupakan tugas yang terakhir yaitu sebagai penilaian UAS dalam perkuliahan Pengembangan Media Pembelajaran Geografi (PMPG) yang dibina oleh Bpk Djoko Soelistijo. Media tersebut yaitu movie maker yang bertema tentang persebaran sumber daya alam, untuk siswa kelas XI semester ganjil.
Untuk media ini, saya tidak membuat RPP seperti tugas-tugas media yang sebelumnya karena di dalamnya sudah terdapat SK, KD, indikator, dan tujuan. sehingga media ini disusun berdasarkan urutan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam isi media movie maker ini terdapat beberapa foto tentang sumber daya alam yang disusun dengan modifikasi sehingga menghasilkan produk yang rapi dan teratur.
Ini merupakan perwujudan ari dmimpi saya, semoga dapat memberikan kesan yang lebih baik bagi saya maupun yang akan menikmati maupun memanfaatkan media ini.
Terima kasih pada Bapak Djoko Soelistijo yang telah membimbing mtakuliah ini, sehingga saya akhirnya bisa menyelesaikan semua tugas media hingga yang terakhir ini.
Bagi yang ingin melihat bagaiman movie maker yang saya buat, silahkan hubungi email saya di alamat: nurulhasanahgeo@yahoo.com

publisher

Tugas selanjutnya, yang merupakan tugas terakhir yaitu membuat media berupa microsoft Publisher, yaitu suatu media pembelajaran dalam bentuk web sites. Media ini tidak ditayangkan secara Online, hanya ditayangkan secara Offline.
Materi yang saya ambil pada tugas ini yaitu tentang vulkanisme. Di dalam web sites yang saya buat, terdapat foto slide tentang vulkanisme dan juga hyperlink karena saya memilih jenis employee list. Pada pembuatan media ini saya juga mencantumkan RPP seperti tugas-tugas sebelumnya.
Ingin tahu web sites saya tentang vulkanisme ini??silahkan saja anda mengirimkan permintaan anda ke email saya di alamat nurulhasanahgeo@yahoo.com

movie maker

Tugas selanjutnya, yaitu tugas yang keenam dari matakuliah Pengembangan Media Pembelajaran Geografi yaitu membuat media movie atau video. Aplikasi yang saya gunakan untuk membuat media ini yaitu movie maker.
Media yang berupa movie maker merupakan salah satu jenis media audio-visual. Di dalam movie yang saya buat yaitu tentang tata surya dan jagad raya. Di dalam movie tersebut, saya tidak mencantumkan RPP karena telah menjadi satu dalam video selama pembukaannya. Dalam media tersebut terdapat gambar dari beberapa tentang planet, galaksi, dan benda-benda langit lainnya serta saya sisipi beberapa video yang berhubungan dengan tata surya dan jagad raya.
ingin tahu bagaimana movie yang saya buat??? silahkan anda klik di alamat email saya:
nurulhasanahgeo@yahoo.com

power point

Power point merupakan tugas yang kelima pada matakuliah Pengembangan Media Pembelajaran Geografi yang dibina oleh Bapak Djoko.
Materi yang saya gunakan dalam media Power Point ini yaitu tentang hidrosfer pada materi pokok siklus hidrologi. Sebelum membuat media ini, terlebih dahulu saya menyusun RPP sesuai dengan SK, KD, pada materi siklus hidrologi. pada media power point ini saya lebih menekankan pada power point animasi, sehingga tiap slide saling berkesinambungan menjelaskansuatu siklus air atau hidrologi.
Apabila anda ingin mengetahui lebih jelasnya mengenai media power point ini,silahkan anda menghubungi E-mail saya di alamat: nurulhasanahgeo@yahoo.com

komik

membuat komik merupakan tugas keempat pada mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran Geografi. Gambar dalam komik dapat dibuat melalui paint, Adobe Photoshop, Corel Draw, magic photo, photo scape, atau juga gambar manual yang kemudian di scan.
Dalam membuat komik ini, saya lebih memilih menggunakan gambar kartun yang saya buat melalui beberapa aplikasi/software untuk mengedit dan menyusun gambar komik tersebut.
Langkah yang saya lakukan dalam membuat komik yaitu,menyusun gambar beberapa tokoh dengan beberapa gaya sesuai dengan alur cerita yang akan dibuat. Mengedit gambar tersebut melalui paint, adobe photoshop, magic photo, dan photo scape untuk merapikan tampilan gambar agar seperti komik dan balon dialog. Dengan menggunakan photo scape tersebut juga dapat membantu memperbesar pixel, kontras, dan juga editorial-editorial yang lainnya. Setelah selesai gambar komik tersebut diubah ke dalam format file pdf.
Tema yang saya ambil yaitu sama seperti pada tugas lay out buku yaitu tentang kerusakan lingkungan hidup.Latar belakang situasi yaitu di hutan yang pada akhirnya menjadi areal perindustrian, dalam komik ini terdapat empat tokoh utama.
Bagi yang ingin melihat maupun mendownloadnya, silahkan anda dapat menghubungi alamat E-mail saya di: nurulhasanahgeo@yahoo.com

Lay Out Buku Ajar Geografi

Tugas yang ketiga dalam perkuliahan PMPG ini adalah Membuat Lay Out buku atau bahan ajar. Dalam hal ini buku yang dibuat memiliki SK dan KD yang tercantum dalam kurikulum mata Pelajaran Geografi.
Dalam membuat layout buku ini, kami diberi kebebasan mengatur Lay Out sesuai dengan kemampuan dan kreatifitas masing-masing termasuk dalam memilih materi buku. namun tetap harus sesuai dengan urutan tujuan yang ingin dicapai karena selain membuat lay out buku tetapi juga harus menyusun RPPnya.
Ketentuan dalam pengumpulan buku ajar ini dalam format file pdf.

Pada tugas ini saya memilih materi lingkungan hidup, di dalam buku yang saya buat, selain penyusunan yang rapi dan teratur juga memberikan foto-foto untuk memperjelas materi. Apabila ingin mengetahui lebih jelasnya dapat menghubungi alamat E-mail saya: nurulhasanahgeo@yahoo.com

RPP dan Mimpi media pembelajaran

Tugas yang kedua pada perkuliahan Pengembangan Media Pembelajaran Geografi (PMPG) adalah membuat RPP dan merancang impian.
RPP yang dibuat dikhususkan pada penggunaan media pembelajaran Geografi yang akan dibuat. Media yang saya gunakan adalah media Slide Power Point yg berisi tentang penjelasan singkat mengenai gambar-gambar kerusakan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan yang nantinya siswa akan mengamati dan
mendiskusikannya dalam kelompok.
Impian saya yaitu dapat membuat suatu media pembelajaran yang menarik minat siswa dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. salah satunya yaitu media berbasis video karena terdiri dari unsur audio dan visual yang mana merupakan faktor daya tarik siswa dalam belajar.
Untuk dapat melihat susunan RPP lebih detailnya dapat meghubungi email saya di: nurulhasanahgeo@yahoo.com

rancangan "mimpi" yang ingin dicapai...

Mimpi Selama Satu Semester Ini

Dalam mengikuti matakuliah pengembangan media pembelajaran ini, mimpi saya adalah saya ingin bisa membuat bahan ajar dengan menggunakan media yang semenarik mungkin. Perpaduan audio dan visual menurut saya adalah penggunaan media yang lumayan membuat daya tarik siswa lebih meningkat. Salah satu aplikasi yang dapat diterapkan adalah membuat media berbasis video.
Tujuan saya ingin bisa membuat dan memanfaatkan aplikasi ini dilatar belakangi oleh alasan bahwa guru tidak cukup hanya mengajar dengan berceramah saja melainkan membutuhkan model-model pembelajaran inovatif yang mampu menggugah semangat siswa dalam proses belajar mengajar. Namun penggunaan model-model pembelajaran tersebut juga kurang menarik apabila tidak memiliki ketrampilan menggunakan media pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Namun memilih dan menggunakan media pembelajaran tersebut harus sesuai dengan tujuan materi, metode, evaluasi dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan siswa.
Dalam memilih media pembelajaran, saya bermimpi mampu membuat dan menggunakan media pembelajaran dalam bentuk video yang sederhana tetapi mampu mengantarkan pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari. video sederhana tersebut bisa berupa tampilan foto mauapun asli video,sehingga tidak monoton video hasil syuting kamera. materi yang ingin saya sampaikan misalnya tentang persebaran sumber daya alam, yang mana saya ingin menunjukkan jenis-jenis sumber daya alam, contoh sumber daya alam, dll. sehingga siswa mudah memahaminya apalagi disertai dengan model-model tampilan yang dimodifikasi semenarik mungkin.
Kelebihan lainnya bagi siswa juga dapat mempelajari materi pelajaran tertentu secara mandiri dengan komputer yang dilengkapi program multimedia yang tersedia disekolah maupun dirumah masing-masing. Oleh karena itu saya meminta kepada bapak joko untuk bersedia mengajari kami tentang media yang menarik seperti mimpi yang telah saya uraikan di atas. Karena mengingat sebagai calon guru yang juga dituntut untuk mampu bersaing di era yang semakin modern agar tidak tertinggal.
Sekian penjabaran mengenai mimpi saya dalam mempelajari matakuliah bapak.

Email dan Blog

Pada perkuliahan Pengembangan Media Pembelajaran Geografi ini kami mendapat tugas pertama yaitu membuat alamat E-mail baru sesuai dengan nama aslinya dan membuat Blog baru yang kemudian dikirim ke alamat E-mail dosen pembimbing.

Kamis, 28 April 2011

Atmosfer Karbon Monoksida di Pluto


Planet kerdil Pluto ditemukan pada tahun 1930 dan pada saat itu diperhitungkan sebagai planet terkecil dan terjauh yang mengitari Matahari. Tahun 2006, dalam General Assembly IAU tahun 2006, para astronom melakukan klasifikasi ulang dalam hal definisi planet dan menetapkan pluto sebagai planet kerdil. Planet kerdil ini juga punya keistimewaan karena di antara planet-planet kerdil lainnya ia adalah satu-satunya yang memiliki atmosfer. Atmosfer di Pluto ditemukan pada tahun 1988 saat ia meredupkan cahaya bintang jauh sebelum Pluto melintas di depannya atau melakukan transit terhadap si bintang jauh tersebut.

Hasil terbaru dari pengamatan Teleskop James Clerk Maxwell 15 meter di Hawaii tampak sinyal gas karbon monoksida yang kuat. Sebelumnya, atmosfer di Pluto diketahui sangat tebal dan diperkirakan ketebalannya mencapai lbih dari 100 km. Data terbaru justru menunjukkan atmosfer di Pluto jauh lebih tebal lagi mencapai lebih dari 3000 km, satu per empat jarak antara Pluto dan satelit terbesarnya Charon. Gas di atmosfer tersebut luar biasa dingin sekitar -220º Celsius dan yang menjadi kejutan bagi para astronom adalah, sinyal yang mereka tangkap kekuatannya lebih dari 2 kali batas atas yag di dapat kelompok peneliti lainnya yang meggunakan Teleskop IRAM 30 meter di Spanyol pada tahun 2000.

Perubahan kecerlangan selama lebih dari satu dekade terakhir mengagetkan para peneliti. Data yang diterima menunjukkan kalau ukuran atmosfer di Pluto bertumbuh atau kelimpahan karbon monoksidanya mengalami peningkatan dengan cepat. Perubahan yang serupa pernah terlihat sebelumnya tapi hanya terjadi pada atmosfer lapisan paling rendah dimana metana juga tampak bervariasi dalam hal ukuran ketebalan. Metana merupakan gas lainnya di Pluto yang sudah diidentifikasikan positif ada.

Karbon Monoksida dan Pluto
Tahun 1989, Pluto berada pada jarak terdekat dengan Matahari. Kejadian yang cukup “langka” aka tidak biasa mengingat Pluto membutuhkan waktu 248 tahun untuk menyelesaikan satu putaran orbitnya. Gas karbon monoksida tersebut diperkirakan merupakan hasil dari pemanasan Matahari terhadap permukaan es yang kemudian menguap selama periode tersebut. Atmosfer yang terbentuk itu pun termasuk yang paling rapuh di Tata Surya, mengingat lapisan paling atasnya menggelembung (bertamabah dalam ukuran) sampai ruang angkasa.

Menuru Dr. Christiane Helling dari University of St Andrews, ketinggian karbon monoksida yang mereka lihat sesuai dengan model angin Matahari menggunduli atmosfer Pluto.

Berbeda dengan gas karbon dioksida, karbon monoksida justru bertindak sebagai pendingin sementara metana justru menyerap cahaya Matahari dan menghasilkan panas. Keseimbangan antara kedua gas merupakan jejak elemen dari atmosfer yang didominasi nitrogen, dan sangat penting dalam menentukan nasib Pluto untuk musim-musim panjang selama beberapa dekade. Atmosfer karbon monoksida yang baru ditemukan menjadi kunci penting untuk memperlambat laju kehilangan atmosfer di Pluto. Tapi, jika efek pendinginan terlalu besar, hasilnya akan terjadi hujan salju nitrogen dan seluruh gas akan membeku dan jatuh ke permukaan.

Menurut Greaves, kondisi atmosfer dingin di Pluto yang mendapatkan pengaruh terbesar dari panas yang dihasilkan Matahari bisa memberi petunjuk penting mengenai bagaimana dasar-dasar fisika bekerja dan menjadi studi kasus untuk memahami atmosfer Bumi.

Sumber : RAS NAM
dirujuk dari: http://langitselatan.com/2011/04/21/atmosfer-karbon-monoksida-di-pluto/?utm_source=feedburner&utm_medium=email&utm_campaign=Feed%3A+langitselatan+%28langitselatan.com%29&utm_content=Yahoo!+Mail

Selasa, 22 Maret 2011

macam-macam media pembelajaran geografi

untuk mendownload power point animasi pembelajaran dan komik pembelajaran, silahkan klik di link ini

nurulhasanahgeo@yahoo.com

kirimkan permintaan anda dan email anda untuk mendapatkan hasilnya

Rabu, 09 Februari 2011

Buku Geografi SMA Kelas XI Materi Lingkungan Hidup

NURUL HASANAH
108821417251
GEOGRAFI OFF B

Standar Kompetensi:
Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup

Kompetensi Dasar:
 Mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
 Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan

1. Pengertian Lingkungan Hidup
Menurut Otto Sumarwoto (1989) Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Lingkungan tempat tinggal kita merupakan contoh yang paling mudah kita amati. Di dalamnya antara lain ada burung, kucing, ayam, kupu-kupu bahkan cacing atau belatung terdapat di sekitar kita bukan?
Secara umum lingkungan hidup dapat di bagi 2, yaitu sebagai berikut:
1.Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik (lingkungan organik) merupakan komponen makhluk hidup yang menghuni planet bumi, terdiri atas mikroorganisme, seperti bakteri dan virus, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Secara khusus, lingkungan biotik diklasifikasikan menjadi:
1) produsen, dalam hal ini tumbuhan yang memproduksi sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lainnya;
2) konsumen, yaitu hewan serta manusia; dan
3) pengurai, yang merupakan mikroorganisme yang merombak dan menghancurkan sisa-sisa organisme yang telah mati. Termasuk ke dalam kelompok pengurai adalah jamur, bakteri, dan cacing tanah.
2. Lingkungan Abiotik
Lingkungan abiotik adalah segala kondisi yang terdapat di sekitar makhluk hidup yang bukan organisme hidup, antara lain adalah batuan, tanah, mineral dan sinar matahari, lingkungan ini disebut juga lingkungan anorganik. Lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di sekeliling makhluk hidup berupa benda mati (unsur anorganik), seperti batuan, tanah, mineral, dan udara. Lingkungan abiotik dinamakan juga lingkungan anorganik.

Dalam sudut pandang ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari dan menganalisis hubungan timbal balik (interaksi dan interelasi) antara manusia dan lingkungannya, unsur lingkungan hidup itu dibedakan atas tiga kelompok utama, yaitu lingkungan alam (lingkungan fisik), sosial, dan budaya.
1) Lingkungan alam merupakan kondisi alamiah suatu wilayah yang meliputi kondisi iklim, tanah, fisiografi, dan batuan.
2) Lingkungan sosial adalah manusia dengan semua aktivitas dan karakternya, baik sebagai individu atau pribadi maupun makhluk sosial.
3) Lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta manusia, seperti bangunan, karya seni, sistem kepercayaan, dan tatanan kelembagaan sosial.
Dalam kenyataan sehari-hari, ketiga unsur lingkungan hidup tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi memiliki keterkaitan dalam bentuk interaksi dan interelasi antara satu komponen dan komponen lainnya. Perubahan yang terjadi pada suatu komponen dampaknya akan dirasakan oleh komponen lain.

Sebagai contoh, manusia melakukan tindakan berupa penggundulan hutan untuk dimanfaatkan sumber daya kayunya. Namun dalam praktiknya, kegiatan tersebut tidak memperhatikan faktor-faktor kelestarian dan daya dukung lahan. Maka sebagai reaksinya terjadilah banjir bandang pada saat musim hujan dengan intensitas tinggi.
2. Manfaat Lingkungan bagi Kehidupan
Manusia hidup di permukaan bumi bersama-sama dengan komponen lingkungan lainnya, berupa komponen biotik, yaitu hewan, tumbuhan, dan jasad renik, serta komponen abiotik (tidak hidup).
Secara langsung maupun tidak, secara disadari ataupun tidak semua unsur-unsur lingkungan yang ada di sekitar senantiasa memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan manusia. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan makanan, manusia memanfaatkan tumbuhan dan hewan. Selain itu, dalam proses pernafasan manusia senantiasa menghirup oksigen yang terdapat di atmosfer.
Secara umum beberapa manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia antara lain sebagai berikut.
a. Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktivitas sehari-hari.
b. Tanah dapat dijadikan areal lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya.
c. Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan.
d. Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi manusia.
e. Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
f. Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian sisa-sisa jasad hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan bangkai makhluk hidup, tetapi hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelang sungan kehidupan manusia sangat bergantung dari unsur-unsur lingkungan lainnya. Manusia hanyalah salah satu dari komponen lingkungan tersebut. Jika manusia menginginkan kelangsungan kehidupannya, manusia hendaknya sadar benar bahwa kelestarian komponen-komponen lingkungan hidupnya harus senantiasa terjaga dari kehancuran bahkan kepunahan.
Hubungan antarmakhluk hidup, terutama manusia dan lingkungan-nya, sebenarnya telah berlangsung sejak manusia lahir. Begitu seseorang lahir ke dunia, secara langsung ataupun tidak dia sudah melakukan interelasi dengan lingkungan hidupnya, seperti memanfaatkan oksigen di udara untuk bernafas. Setelah lebih besar, tingkat kebergan tungan terhadap lingkungan tentunya semakin tinggi, sejalan perkembangan kebutuhannya. Semua kebutuhan itu tentunya didapat melalui interaksi dengan lingkungan baik lingkungan alam, sosial, dan budaya.
3. Kerusakan Lingkungan
Kerusakan lingkungan hidup merupakan fenomena dan gejala sosial yang saat ini sering kali dijumpai pada berbagai wilayah, baik di wilayah daratan, perairan, maupun kerusakan atmosfer. Adapun masalah lingkungan yang terjadi di seluruh negara di dunia, baik di negara maju maupun berkembang adalah pencemaran.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan peruntuk kannya.
Beberapa contoh pencemaran yang banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut.

a. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah dapat terjadi sebagai akibat pembuangan sampah limbah rumah tangga, limbah pabrik, sisa oli dari bengkel kendaraan, dan pemakaian pupuk kimia secara berlebihan. Akibat tindakan tersebut maka tanah akan teracuni dan kehilangan tingkat kesuburannya.

b. Pencemaran Air
Pencemaran air banyak terjadi di daerah-daerah sekitar kawasan industri. Sebagaimana Anda ketahui bahwa limbah cair yang berasal dari pabrik, seperti industri tekstil banyak sekali mengandung unsur-unsur logam berat, seperti mercuri dan timbal.
Pencemaran sungai ini tentunya dapat mengganggu kestabilan lingkungan perairan sehingga makhluk hidup yang ada di sekitar sungai akan mati teracuni.

c. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat terjadi karena asap yang berasal dari pabrik maupun kendaraan bermotor yang banyak mengandung gas karbonmonoksida, karbondioksida, nitrat, cianida, dan sulfat. Selain itu, pencemaran udara juga berasal dari kebakaran hutan dalam wilayah yang lebih luas, seperti pernah terjadi di Kalimantan.
Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang memiliki derajat tingkat keasaman ( pH ) lebih kecil dari 5,6. Air hujan menjadi asam karena terkontaminasi oleh sulfurdioksida dan oksidanitrogen.
Hujan asam mengakibatkan kerugian pada bangunan, ekosistem danau, hutan, serta tanaman pertanian. Hujan asam ini akan terjadi di mana saja, terutama pada daerah kawasan industri.

d. Kerusakan Hutan Akibat Penebangan Secara Liar dan Tidak Terkendali
Beberapa akibat yang ditimbulkan karena penggundulan hutan, antara lain sebagai berikut.
1) Kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan.
Pada waktu terjadi hujan dengan intensitas besar, persentase air hujan yang berinfiltrasi kecil sehingga cadangan air tanah sangat sedikit, sedangkan sebagian besarnya bergerak sebagai air larian permukaan (surface runoff). Gejala ini mengakibatkan banjir bandang.
Hal yang kontras terjadi pada musim kemarau dimana curah hujan sangat sedikit. Pada saat ini, kekeringan dapat terjadi di setiap wilayah.
2) Suhu udara terasa makin panas
Meningkatnya suhu udara sangat terkait dengan makin gundulnya hutan, serta peningkatan kadar emisi karbondioksida dari kendaraan bermotor dan industri. Kadar emisi karbondioksida di atmosfer yang semakin banyak dan sulit dinetralkan, menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect), yaitu sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi tidak dapat dipantulkan ke angkasa karena tertahan pada lapisan CO2. Keadaan demikian mengakibatkan suhu permukaan bumi semakin bertambah panas.
3) Terjadinya longsor.
Terjadinya tanah longsor sangat terkait dengan aktivitas penebangan hutan yang makin merajalela di daerah yang bersangkutan. Banjir dan longsor merupakan dua peristiwa yang erat kaitannya dengan hujan dan gundulnya kawasan hutan.
4) Menumpuknya Sampah
Penumpukan sampah terjadi tidak hanya karena semakin padat nya penduduk, tetapi sebagai akibat sulitnya membangun Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA). Penumpukan sampah ini jelas menimbulkan berbagai permasalahan, seperti menebarnya bau busuk, lalat, dan timbulnya berbagai penyakit.
Dari beberapa kejadian tersebut jelas bahwa manusia memegang peranan penting terhadap kerusakan lingkungan hidup. Terdapat faktor-faktor alam yang memicu terjadinya kerusakan lingkungan yang tidak dapat di hindari, seperti letusan gunungapi, gempa, dan tanah longsor. Frekuensi kejadian-kejadian alam tersebut relatif jarang dibandingkan dengan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat mengakibatkan kerusakan alam.
Meskipun upaya konservasi terhadap lingkungan terus dilakukan. Selama sikap mental manusia tidak mendukung ke arah yang diharapkan, tetap saja kelestarian lingkungan sangat sulit atau bahkan mungkin tidak akan pernah terwujud. Oleh karena itu, upaya melestarikan lingkungan hidup hendaknya diiringi dengan usaha membangun sikap mental manusia Indonesia itu sendiri.

Danau di samping merupakan contoh suatu ekosistem. Tatanan kehidupan danau tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, masing-masing komponen saling terkait bahkan saling bergantung. Ikan dapat terus hidup di air karena memakan plankton yang berkembang di danau. Perkembangan plankton karena adanya sinar matahari sehingga plankton mampu berfotosintesis.
Tidak berbeda dengan plankton, tumbuhan air yang disebut juga hidrofit sangat tergantung pada air danau, sinar matahari, dan udara. Tumbuhan dan ikan tertentu berinteraksi karena ikan menjadikan tumbuhan sebagai makanan. Kehidupan dan hubungan antara komponen-komponen di dalam danau inilah yang kita kenal sebagai ekosistem danau.
Dapatkah Anda menjelaskan bagaimana bentuk interaksi katak dengan air danau serta tumbuhan danau? Coba sebutkan unsur-unsur lingkungan lain yang berinteraksi pada ekosistem danau di atas?
Pembahasan kehidupan danau seperti di atas dapat kita simpulkan bahwa ekosistem adalah satu kesatuan daerah antara lingkungan biotik dan abiotik. Kedua lingkungan ini saling berinteraksi dan saling memengaruhi. Dapat disimpulkan bahwa ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran materi atau transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung di antara unsur-unsur dalam ekosistem.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem.
Berikut adalah contoh interaksi unsur-unsur lingkungan.
a.Pengaruh komponen fisik terhadap komponen biologi,
contohnya:
1)kondisi iklim memengaruhi persebaran vegetasi,
2) Hasil karya manusia sebagai lingkungan budaya dipengaruhi oleh lingkungan fisik, contoh membuat terasering pada lahan-lahan miring, menanami tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah.
b. Pengaruh komponen biologi terhadap komponen fisik,
contohnya: keberadaan cacing dalam tanah membuat kondisi tanah menjadi gembur dan subur,
c.Pengaruh sumber daya manusia terhadap komponen fisik dan biologi, contohnya: manusia melakukan berbagai konservasi tanah dan air, manusia mengupayakan kelestarian flora dan fauna.
Selain contoh interaksi unsur-unsur lingkungan seperti di atas, contoh yang lain adalah unsur-unsur kehidupan yang ada di hutan. Ekosistem hutan merupakan sistem trofik yang pengaruhnya sangat besar bagi kehidupan manusia di mana pun berada. Interaksi unsur-unsur lingkungan dalam hutan berjalan seimbang dan serasi.
Interaksi unsur-unsur lingkungan secara global dapat kita amati pada interaksi manusia terhadap hutan. Dalam lingkungan hutan, kita dapat menemukan semua komponen lingkungan, baik fisik, biologi, maupun lingkungan budaya. Hutan juga mempunyai fungsi hidrologi yaitu sebagai daerah tangkapan hujan sehingga hutan mampu menyimpan air serta melindungi tanah dari bahaya erosi.

Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah.

Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan.
Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan. Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.
1. Reboisasi,
Yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.
3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerah-daerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.
6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang-gilir, agar unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.
7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.
Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai.
2. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata.
3. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut.
4. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air.
5. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
6. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.
7. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan.
8. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu.

Pembangunan merupakan suatu upaya sadar dan terus menerus yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan manusia Indonesia, baik secara material maupun spiritual. Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun, mengingat pembangunan itu sendiri merupakan upaya penggabungan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, sangatlah sulit jika proses pembangunan tidak mengganggu keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu sebagian ahli lingkungan hidup sering menyatakan bahwa proses pembangunan merupakan aktivitas manusia yang bersifat dilematis.

Dewasa ini dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup, di negara Indonesia telah diberlakukan satu kebijaksanaan pembangunan yang tidak harus merusak lingkungan hidup tetapi harus dilestarikan, yaitu pembangunan berwawasan lingkungan hidup.
Pada dasarnya Pembangunan Berwawasan Lingkungan Hidup adalah suatu upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup masa kini dan generasi masa depan. Di dalam istilah sehari-hari, pembangunan berwawasan lingkungan hidup sering dikemukakan sebagai pembangunan berkelanjutan. Adapun pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.
Pengertian pembangunan berwawasan lingkungan tersebut memberikan gambaran bahwa minimal terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup yang berkelanjutan yaitu:
1. pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana;
2. pembangunan berkesinambungan sepanjang masa; dan
3. peningkatan kualitas hidup generasi.
Dengan demikian, pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana akan menimbulkan perubahan secara langsung maupun tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayati lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Bentuk-bentuk kegiatan yang tidak bijaksana, antara lain sebagai berikut.
a. Berburu binatang yang telah dilindungi oleh undang-undang dapat memusnahkan binatang langka.
b. Menangkap ikan di sungai, danau, maupun laut dengan menggunakan bahan peledak, listrik, atau racun akan mematikan seluruh jenis ikan.
c. Pembangunan rumah, permukiman, dan fasilitas sosial di daerah sempadan sungai dan di daerah resapan air.
d. Menebang kayu di hutan lindung secara sewenang-wenang mengakibat kan hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul akan memperbesar peluang terjadinya erosi, kekeringan, dan tanah tandus.
e. Membuang limbah rumah tangga maupun industri secara sembarangan.
Tujuan pembangunan berwawasan lingkungan hidup, antara lain:
a. tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup;
b. terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindakan yang melindungi lingkungan hidup;
c. terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang;
d. tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
f. terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangu nan, seperti pencemaran tanah, air, dan udara.
Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup. Amdal merupakan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting terhadap suatu usaha dan atau kegiatan. Adapun bagi proyek-proyek yang sudah berjalan, dan sebelumnya tidak dilengkapi dengan dokumen Amdal, akan dilakukan audit lingkungan. Audit lingkungan adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha untuk menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan kebijaksanaan atau standar yang telah ditetapkan.
Dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup, peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan.
Kemajuan tingkat pembangunan pada setiap sektor kehidupan masyarakat dewasa ini membawa implikasi terhadap adanya perilaku manusia yang memiliki wawasan terhadap pelestarian lingkungan hidup sebagai habitat bagi akumulasi dan interaksi berbagai komponen biotik dan abiotik.
Pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup mutlak diperlukan demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan sehingga potensi dan kekayaan alam Indonesia dapat diwariskan pada generasi yang akan datang.

RPP Pembelajaran Geografi Kelas XI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SMA : SMAN 1 Purwosari
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XI (sebelas)/2 (dua)
Standar Kompetensi :3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup
Kompetensi Dasar :3.1. Mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
Indikator : - Menjelaskan konsep lingkungan hidup
- Mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem
- Menjelaskan konsep pembangunan berkelanjutan
- Menjelaskan bentuk pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
- Menjelaskan pengertian lingkungan hidup
- Mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem
- Menjelaskan konsep pembangunan berkelanjutan
- Menjelaskan bentuk pemanfaatan lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan
B. Materi Pembelajaran
- Lingkungan Hidup
- Ekosistem dan persebarannya
- Pembangunan yang berwawasan lingkungan
C. Model Pembelajaran: example non example
Metode: Ceramah, pengamatan gambar/foto dalam slide, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit
• Menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai deskripsi lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
• Menyampaikan materi pokok yang akan dibahas dan menyampaikan metode yang akan dipakai.
• Menggali pemahaman konsep siswa dengan mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi sebelumnya, yaitu mengenai lingkungan hidup pada materi biosfer.
• Guru menjelaskan prosedur kegiatan pembelajaran example non example.
2. Kegiatan Inti: 65 menit
• Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok masing-masing 5 orang siswa
• Guru memberikan gambar yang ditampilkan pada slide
• Siswa mengobservasi gambar yang telah dipersiapkan guru
• Guru memberikan penugasan berdasarkan gambar yang diobservasi.
• Siswa dengan anggota kelompoknya mendiskusikan hasil observasi mengenai konsep lingkungan hidup, ekosistem, serta bentuk pemanfaatan lingkungan hidup yang sesuai dengan pembangunan berkelanjutan.
• Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lainnya menaggapi dan memberikan pertanyaan, begitu seterusnya secara bergantian.
3. Kegiatan Penutup: 10 menit
• Siswa menyimpulkan dan mengevaluasi materi yang telah dipelajari
• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.
• Guru melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Penugasan secara kelompok, membuat makalah tentang kerusakan lingkungan yang terjadi terutama di daerah sekitarnya beserta solusi penanggulangannya. Dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
E. Sumber, Alat, dan Media Belajar
- Depdiknas. 2008. Geografi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
- Gambar atau foto tentang lingkungan hidup dan ekosistem
- Laptop
- LCD
- Slide power point
F. Penilaian
1. Penilaian diskusi, dengan kriteria:
• Kognitif
Penilaian ini diperoleh dari hasil kemampuan siswa dalam membuat kajian, presentasi dan menjawab pertanyaan.
• Afektif
Penilaian yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung dengan menilai sikap dan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok serta kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Nilai keaktifan siswa dalam kelompok dihitung dengan rumus:
NK = Skor yang dicapai x 100

Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55




Purwosari, 2 Februari 2011

Mengetahui,
Kepala SMAN 1 Purwosari Guru Geografi




Drs. Nur Hasan, Mpd. Nurul Hasanah, Spd
NIP.1234567891011 NIP.108821417251



LAMPIRAN

Media pembelajaran yang dipakai, yaitu berupa slide power point yang berisi gambar atau foto lingkungan hidup.
• Gambar lingkungan hidup dan lingkungan kumuh
• Gambar macam-macam ekosistem
• Gambar pemanfaatan lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan dan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan.
Penjelasan penggunaan media:
• Guru menyediakan media slide power point yang berupa hyperlink dengan foto atau gambar yang sesuai dengan judul gambar yag tertulis pada point-point (slide pertama).
• Pada slide kedua terdapat gambar/foto mengenai bentuk lingkungan hidup yang merupakan hyperlink sesuai dengan judul dari slide pertama tadi.
• Pada slide ketiga terdapat gambar/foto mengenai macam-macam ekosistem yang ada dipermukaan bumi yang juga hyperlink dari slide pertama pada judul gambar macam-macam ekosistem.
• Pada slide keempat terdapat gambar/foto mengenai bentuk pembangunan yang berkelanjutan dan pembangunan yang tidak sesuai dengan wawasan lingkungan yang merupakan hyperlink dari slide pertama sesuai dengan judul gambar bentuk pembangunan yang berkelanjutan.
• Pada slide kelima berisi point-point tugas yang berupa tugas identifikasi gambar yang kemudian dicari deskripsi dan perbedaan pada masing-masing gambar (juga hyperlink dari slide pertama pada point penugasan).
• Setelah siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing, salah satu kelompok mempresentasikan di depan kelas dan kelompok yang lain menanggapi, begitu seterusnya secara bergantian.
• Menarik kesimpulan yang dilakukan oleh siswa atas pembelajaran yang telah dilakukan.
• Guru membuat evaluasi dan refleksi berupa tambahan materi yang telah dibahas dalam bentuk point-point yang ditulis dalam slide-slide yang disertai gambar diatas (slide yang berasal dari power point yang berbeda).

Minggu, 30 Januari 2011

metode konservasi tanah dan air

Metode Konservasi Tanah Dan Air

A. Definisi Konservasi Tanah Dan Air

Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri dari kata Con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian menganai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902), orang Amerika pertama yang mengemukakan konsep konservasi (www.pendakierror.com/Konservasi.html).
Menurut Sitanala Arsyad (1989), konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan menurut Deptan (2006), konservasi air adalah upaya penyimpanan air secara maksimal pada musim penghujan dan pemanfaatannya secara efisien pada musim kemarau. Konservasi tanah dan konservasi air selalu berjalan beriringan dimana saat melakukan tindakan konservasi tanah juga dilakukan tindakan konservasi air.

B. Metode Atau Teknik Dalam Konservasi Tanah Dan Air
Di dalam konservasi tanah dan air, ada beberapa teknik dalam kegiatannya:
1) Teknik Mulsa Vertikal
Teknik mulsa vertikal ini adalah salah satu teknik dalam konservasi tanah dan air. Teknik ini adalah pemanfaatan limbah hutan yang berasal dari bagian tumbuhan atau pohon seperti serasah, gulma, cabang, ranting, batang maupun daun-daun bekas tebangan dengan cara memasukkannya ke dalam saluran atau alur yang dibuat menurut kontur pada bidang tanah yang diusahakan (Pratiwi, 2005). Penerapan mulsa vertikal pada dasarnya selalu dikombinasikan dengan pembuatan guludan.
Peranan dari teknik mulsa vertikal ini, antara lain (yang terdiri dari 3 komponen, yaitu pemanfaatan limbah hutan (serasah), pembuatan saluran, dan guludan):
1. a Limbah hutan (serasah) berfungsi sebagai:
1. Menghasilkan unsur-unsur hara penting bagi tanaman, yaitu limbah hutan yang dimasukkan dalam saluran, akan terdekomposisi. Lalu aktivitas mikroba meningkat dalam proses penghancuran atau dekomposisi bahan organik.
2. Biomas segar yang telah dikomposisi tersebut merupakan media yang dapat menyerap dan memegang massa air dalam jumlah besar sehingga penyimpanan air dalam tanah dapat berjalan efisien.
3. Bahan organik yang telah terkomposisi di dalam saluran dapat diangkat dan digunakan sebagai kompos. Kompos ini akhirnya dapat memperbaiki kesuburan tanah.
4. Dapat meningkatkan keragaman biota tanah, karena mulsa merupakan niche ekologi bagi berbagai jenis biota tanah. Biota ini akan memanfaatkan energi dan unsur hara di dalam mulsa dan akan menghasilkan senyawa organik yang dapat memantapkan agregat tanah.
5. Limbah hutan yang dimasukkan dalam saluran dapat berfungsi sebagai penghambat penyumbatan pori makro dinding saluran oleh sedimen sehingga air akan mudah meresap ke dalam saluran.
b. Saluran berfungsi sebagai:
1. Adanya saluran maka infiltrasi akan meningkat sehingga aliran permukaan yang menyebabkan erosi akan menurun tajam, karena air akan masuk ke dalam saluran.
2. Saluran merupakan tempat menyimpan partikel tanah yang terbawa oleh aliran dari bidang di atas saluran sehingga dapat terendapkan di bagian saluran mulsa vertikal tersebut.
c. Dan guludan berfungsi sebagai penahan aliran permukaan dan pertikel-partikel tanah sebelum tererosi ke bagian hilir. Dengan demikian partikel-partikel tanah akan terhenti di bagian guludan tersebut (www.dephut.go.id/files/Pratiwi)
2) Teknik Kebekolo
Masalah berkurangnya kesuburan tanah untuk pertanian telah menyita perhatian dunia dan konservasi tanah menjadi solusinya. Mengembangkan teknik konservasi tanah dengan memperhatikan kearifan lokal dapat dijadikan salah satu pilihan. Salah satu contoh adalah Kebekolo dari NTT. Apa itu Kebekolo?
Kebekolo adalah barisan-barisan tumpukan kayu atau ranting yang disusun atau direntang memotong lereng perbukitan pada lahan kering. Tumpukan-tumpukan itu dimaksudkan untuk menahan erosi, yaitu tergerusnya tanah oleh aliran air permukaan ketika hujan turun. Jarak antara tumpukan satu dengan tumpukan lain dibuat semakin rapat tatkala tingkat kemiringannya lahan kering tersebut semakin tinggi.
Teknik ini sangat efektif menahan erosi tanah permukaan. Tetapi kelemahan teknik kebekolo ini adalah ketergantungan pada umur tumpukan kayu dan ranting tersebut. Bila kayu atau ranting yang digunakan sudah menjadi lapuk atau membusuk lalu rapuh dan hancur, tentunya teknik ini menjadi tidak efektif untuk menahan erosi.
Resikonya secara periodik harus mengganti tumpukan kayu atau ranting yang telah membusuk tersebut.(www.litbang.deptan.go.id/berita/one/666/).
3) Teknik Teknologi Koservasi Tanah Dan Air
Untuk menahan air dan mencegah kehilangan air melalui aliran permukaan, perkolasi, dan evaporasi diperlukan teknologi konservasi air. Dan konservasi tanah diterapkan untuk mengendalikan erosi dan mencegah degradasi lahan. Berikut diuraikan berbagai macam teknologi konservasi tanah dan air:
1. Sistem pertanaman lorong
Adalah suatu sistem dimana tanaman pangan ditanam pada lorong di antara barisan tanaman pagar. Sistem in sangat bermanfaat dalam mengurangi laju limpasan permukaan dan erosi, dan merupakan sumber bahan organik dan hara terutama N untuk tanaman lorong.
2. Strip rumput
Adalah suatu sistem dimana tanaman pangan ditanam pada lorong, tetapi tanaman pagarnya adalah rumput. Strip rumput dibuat mengikuti kontur dengan lebar strip 0,5 meter atau lebih. Semakin lebar strip, semakin efektif mengendalikan erosi.
3. Tanaman penutup tanah
Merupakan tanaman yang ditanam tersendiri atau bersamaan dengan tanaman pokok. Bermanfaat untuk menutupi tanah dari terpaan langsung curah hujan, mengurangi erosi, menyediakan bahan organik tanah, dan menjaga kesuburan tanah.
4. Teras Gulud
Sistem pengendalian erosi secara mekanis yang berupa barisan gulud yang dilengkapi rumput penguat gulud dan saluran air di bagian lereng atasnya. Ini mengurangi laju limpasan permukaan dan menyebabkan resapan air
5. Teras bangku
Adalah teras yang dibuat dengan cara memotong lurus dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi deretan menyerupai tangga teras bangku. Ini berfungsi sebagai pengendali aliran permukaan dan erosi.
6. Rorak
Adalah lubang atau penampung yang dibuat memotong lereng yang berfungsi untuk menampung dan meresapkan air aliran permukaan. Rorak ini berguna untuk memperbesar peresapan air ke dalam tanah, memperlambat limpasan air pada saluran peresapan, dan sebagai pengumpul tanah yang tererosi, sehingga sedimen tanah lebih mudah dikembalikan ke bidang olah.
7. Embung
Merupakan bangunan penampung air yang berfungsi sebagai pemanen limpasan air permukaan dan air hujan. Fungsinya sebagai penyedia air di musim kemarau.
8. Daun Parit
Adalah suatu cara mengumpulkan atau membendung aliran air pada suatu parit dengan tujuan untuk menampung aliran air permukaan, sehingga dapat digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya. Daun parit dapat menurunkan aliran permukaan, erosi, dan sedimentasi. (www.primatani.litbang.deptan.go.id/indek.php?)
4) Teknik Biopori
Teknik ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R. Brata, salah satu peneliti senior di IPT. Teknik biopori ini sering disebut dengan Lubang Resapan Biopori (LRB), yaitu metode resapan air yang ditujukan untuk membantu mengatasi banjir dan genangan air serta sampah organik di pemukiman warga. Peningkatan daya resap air pada tanah dikeluarkan dengan membuat lubang silindris yang dibuat secara pertikel ke dalam tanah dengan melebihi kedalaman muka air tanah. Pada lubang itu dimasukkan sampah organik berupa daun-daun, pangkasan rumput atau limbah dapur sisa-sisa makanan untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbun di dalam tanah akan menghidupi fauna tanah yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah.
5) Teknik Groundwater Conservation Area
Merupakan teknik yang mengusahakan suatu kawasan atau wilayah tertentu yang khusus diperuntukkan sebagai daerah pemanenan air hujan (peresapan air hujan) yang dijaga diversifikasi dan konstruksi apapun tidak boleh dibangun di atas area tersebut.
Untuk keperluan ini harus dipilih daerah yang mempunyai peresapan tinggi dan bebas dari kontaminasi polutan (A. Maryono dan E.N. Santoso, 2006).
C. Manfaat Konservasi Tanah Dan Air
Pada dasarnya konservasi merupakan pemberdayaan atau pemeliharaan terhadap alam dan makhluk hidup. Manfaat – manfaat konservasi diwujudkan dengan:
1. Terjaganya kondisi alam dan lingkungannya, berarti konservasi dilakukan dengan memelihara agar kawasan konservasi tidak rusak.
2. Terhindarnya makhluk hidup dari kepunahan, yang berarti jika gangguan-gangguan penyebab turunnya jumlah dan mutu makhluk hidup terus dibiarkan tanpa upaya pengendalian akan berakibat makhluk hidup tersebut menuju kepunahan bahkan punah sama sekali.
3. Terhindarnya dari bencana akibat perubahan alam, berarti gangguan-gangguan terhadap flora dan fauna serta ekosistemnya pada khususnya serta sumber daya alam pada umumnya menyebabkan perubahan berupa kerusakan maupun penurunan jumlah dan mutu sumber daya alam tersebut.
4. Mampu mewujudkan keseimbangan lingkungan baik mikro maupun makro, bararti dalam ekosistem terdapat hubungan yang erat antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
5. Mampu memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, berarti upaya konservasi sebagai sarana pengamatan dan pelestarian flora yang sudah punah maupun belum punah dari sifat, potensi maupun penggunaannya.
C. Kesimpulan
Konservasi tanah dan air sebagai bentuk konservasi abiotik adalah upaya perlindungan atau pemeliharaan sumber daya alam, terutama sumber daya alam non hayati, seperti tanah dan air. Di dalamnya terdapat beberapa metode atau teknik dalam mengkonservasinya, yaitu teknik mulsa vertikal, teknik kebekolo, teknik teknologi, teknik biopori, dan teknik groundwater conservations area dan dari berbagai macam teknik tersebut, menghasilkan berbagai manfaat terhadap ekosistem di bumi.

Daftar Pusataka
Arsyad,S.1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Maryono,A dan E.N.Santoso. 2006. Metode Memanen dan Memanfaatkan Air Hujan untuk Penyediaan Air Bersih, Mencegah Banjir dan Kekeringan. Jakarta: Kementrian Negara Lingkungan Hidup.
www.litbang.deptan.go.id/berita/one/666/
www.primatani.litbang.deptan.go.id/index.php?/
www.petualang.com/2008/09/konservasi-sumber-daya-alam-di-indonesia
www.pendakierror.com./Konservasi.html.
www.dephut.go.id /files/pratiwi

Sabtu, 22 Januari 2011

SATELIT PENGINDERAAN JAUH “NATIONAL OCEANIC AND ATMOSPHERIC ADMINISTRATION” (NOAA)

A. PROFIL SATELIT NOAA
Stasiun bumi NOAA adalah satelit cuaca yang berorbit polar,Satelit NOAA beroperasi di LAPAN, Jakarta mendeteksi seluruh permukaan bumi. Akibatnya sudut putar dan arah orbitnya tidak sama dengan kecepatan dan arah putar bumi. Satelit NOAA (National Oceanic Atmosferic Administration) beroperasi pada ketinggian 850 km di atas permukaan bumi.
Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanic and Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untuk menggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite, tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).

NOAA merupakan satelit yang dapat diandalkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan fisik lautan/samudera dan atmosfer. Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu :
1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer),
2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde),
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS),
4. DCS (Data Collection System),
5. SEM (Space Environment Monitor),
6. SARSAT (Search And Rescue Sattelite System).
Di antara 6 (enam) sensor utama di atas, maka sensor yang relevan untuk pemantauan bumi adalah sensor AVHRR dengan kemampuan memantau lima saluran yang dimulai dari saluran tampak (visible band) sampai dengan saluran inframerah jauh (far infrared band). Periode untuk sekali orbit bagi satelit NOAA adalah 102 menit, sehingga setiap hari mengasilkan kurang lebih 14,1 orbit. Bilangan orbit yang tidak genap ini menyebabkan sub-orbital track tidak berulang pada baris harian walaupun pada saat perekaman data waktu lokalnya tidak berubah dalam satu lintang.
Secara umum sensor AVHRR mempunyai karakteristik sebagai berikut :
• Kepekaan Saluran merah infra termal 0,12 K pada 300 K
• Jumlah pixel sebanyak 1024
• IFOV (Instantaneous Field of View) adalah 1,3 ± 0,1 m rad
• Resolusi terkecil adalah sebesar 1,1 x 1,1 km
• Lebar liputan/sapuan adalah 2.590 km
• FOV (Field of View) adalah 55,4 °
• Kecepatan garis (line rate) adalah 360 garis per menit
• Kecepatan data (line data) adalah 665,4 x 103 bps

Sensor AVHRR terdiri dari 5 Saluran (band) dengan panjang gelombang tertentu. Berdasarkan jenis pengamatan dan panjang gelombang yang digunakan oleh satelit NOAA dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah ini :

Tabel 1. Nama Saluran, Panjang Gelombang, Spektrum dan Jenis Penginderaan
Sensor Jauh AVHRR Satelit NOAA
Saluran Panjang Gelombang (µm) Daerah
Spektrum Pengamatan
1 0,56 – 0,68 Tampak • Albedo siang hari, (pemetaan awan)
• Pemantauan salju lapisan es dan cuaca
2 0,73 – 1.10
Tampak sampai inframerah dekat
• Pemantauan perkembangan tumbuhan
3 3,55 – 3,93 Inframerah tengah • Pemetaan awan malam hari
• Pengukuran temperatur permukaan
• Membedakan daratan dan lautan
• Pemantauan aktifitas vulkanik
• Pemantauan penyebaran debu vulkanik
4 10,5 – 11,5 Inframerah jauh • Pemetaan awan siang dan malam
• Pengukuran temperatur permukaan laut
• Penelitian air tanah untuk pertanian
5 11,5 – 12,5 Inframerah jauh • Pemetaan siang dan malam
• Pengukuran temperatur permukaan laut
• Penelitian air tanah dan pertanian

NOAA juga memiliki piranti lunak yang dikenal sebagai NOM (NOAA Operation Manager) yang dikembangkan oleh Environmental Sciences Department (ESD) di NRI (Natural Resources Institute) yang berpusat di Inggris. Piranti lunak ini dirancang untuk dapat mengatasi dan menyesuaikan masalah-masalah dalam sistem kalender dan waktu pada komputer yang disebabkan oleh millenium bug. NOM merupakan sistem yang berbeda dengan sistem-sistem yang sebelumnya, dimana sistem operasinya berbasis Windows.
Rancangan NOM dapat dipergunakan untuk :
• Menyediakan penggabungan data, memudahkan pemakai atau operator, juga merupakan alat operasional yang dapat menyaring data yang diterima oleh NOAA.
• NOM menyediakan fasilitas eksport data yang umum dan sederhana sehingga dapat disesuaikan dengan piranti lunak yang digunakan untuk Sistem Informasi geografis (SIG) dan pemrosesan citra.
Dalam pengoperasiannya, NOM bukan sistem yang digunakan sebagai alat penerima data satelit NOAA, ataupun alat yang digunakan untuk aplikasi SIG, tetapi hanya merupakan piranti lunak guna memproses data dari citra satelit NOAA, dengan harapan dapat memberikan hasil atau out-put yang semakin baik.




B. KEGUNAAN SATELIT NOAA
Satelit NOAA merupakan satelit cuaca yang berfungsi mengamati lingkungan dan cuaca. Satelit ini dimiliki Departemen Perdagangan Amerika Serikat, diluncurkan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan dioperasikan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Sekarang di atmosfer Indonesia melintas setiap hari lima seri NOAA, yaitu NOAA-12, NOAA-14, NOAA-15, NOAA-16 dan NOAA-17. Konfigurasi satelit NOAA disajikan pada gambar berikut:

Gambar 2. Konfigurasi Satelit NOAA (JARS, 1993)

Data AVHRR dari NOAA dapat diaplikasikan untuk menganalisis parameter-parameter di bidang meteorologi, oseanografi, maupun hidrologi. Kombinasi penggunaan beberapa saluran dari data AVHRR/NOAA dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti pemantauan vegetasi, kebakaran hutan, ekstraksi data albedo, ekstraksi data suhu permukaan laut dan suhu daratan, pertanian, liputan awan maupun pendeteksian salju/es di permukaan bumi. Selain itu satelit NOAA juga digunakan untuk memonitor kondisi tanaman di Amerika Serikat, pengaruh banjir besar terhadap tanaman pertanian di Midwest pada tahun 1993 dan awal musim dingin 1995, kekeringan parah di daerah gandum pada tahun 1996, dan keterlambatan tanam pada tahun 1996 di sentra produksi gandum telah dimonitor menggunakan data tersebut.
Saat ini NOAA memiliki satelit seri terbaru yaitu NOAA-N dengan kode seri ATN (Advanced Tiros-N) yang dibuat oleh Lockheed Martin Space Systems Company (LMSSC). Satelit NOAA-N memiliki fungsi sebagai berikut :
• Alat untuk memonitor citra dan menganalisa atmosfir bumi, dataran, awan, beserta radiasi bumi, ozon atmosfir, penyebaran aerosol, suhu permukaan laut, dan suhu bertikal beserta profil air troposfir dan stratosfir.
• Menganalisis proton dan electron fluks di ketinggian orbit.
• Koleksi data dari subjek tujuan.
• Search and Rescue Satellite-Aided Tracking (SARSAT) system.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SATELIT NOAA
Kelebihan:
1. Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) dapat digunakan untuk memantau keadaan bumi untuk keperluan hidrologi, oceanografi dan meteorologi termasuk memantau kebakaran hutan.
2. Mempunyai resolusi spatial 1100 x 1100 m dengan liputan sangat luas dan NOAA merupakan seri satelit meteorologi polar yang memiliki sejarah operasional sangat panjang.
3. Satelit pendeteksi panas bumi NOAA memiliki sifat menangkap panas bumi sehingga meski panas itu bukan karena adanya kebakaran juga dapat terpantau. Saat siang hari, NOAA akan mendeteksi panas pada ambang temperatur 42o C, sedang malam hari satelit itu mampu mendeteksi panas pada ambang temperatur 37o C.
4. Pengolahan citra satelit NOAA-AVHRR sebagai salah satu citra satelit penginderaan jauh dengan resolusi spasial yang rendah dan mempunyai kelebihan yakni resolusi temporal yang daily. Stasiun bumi NOAA menerima data AVHRR dari satelit dalam bentuk data mentah yang dikenal dengan data HRPT (High Resolution Picture Transmission) secara rutin 2 – 4 kali/hari. Oleh karena itu, siklus harian NOAA cukup baik untuk mengamati perubahan yang terjadi di laut dengan resolusi spasial yang terbatas mencapai 1,1 km. Cakupan citranya cukup luas dengan lebar pandang mencapai 2399 km pada setiap citra global yang dihasilkan.
Kekurangan:
1. Kondisi penggunaan satelit NOAA-AVHRR yang sangat bergantung pada cuaca. Dengan adanya kelemahan satelit ini, maka perlu untuk menggabungkan satelit ini dengan data dari satelit lain dalam pengaplikasiannya, sehingga estimasi tempat yang diberikan lebih mendekati daerah fishing ground yang sebenarnya.
2. Secara umum hotspot hasil interpretasi satelit NOAA memiliki 3 sumber ketidakakuratan, yaitu (1) Posisi (sudut) satelit NOAA saat melintas dengan stasiun penerima (2) Efek yang ditimbulkan dari objek permukaan bumi terhadap sensor satelit NOAA seperti permukaan air, lahan gundul yang berpasir, permukaan bumi yang mengandung metal cukup tinggi (3) koreksi geometric dari citra NOAA itu sendiri.

D. HASIL PRODUK SATELIT NOAA
Berikut ini akan dijelaskan salah satu aplikasi penggunaan satelit NOAA sebagai sebuah produk. Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, memiliki perairan laut dengan luas 5,9 juta km2 dan sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Salah satu jenis hayati laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena merupakan komoditas eksport dan banyak tersebar di perairan Indonesia.
Di masa yang akan datang, prospek pembangunan perikanan Indonesia menjadi salah satu kegiatan ekonomi strategis dan dinilai cerah. Hal ini juga dimungkinkan karena adanya perubahan prilaku masyarakat dunia yang mengalami pergeseran pola konsumsi ke produk-produk perikanan dan hasil laut. Di samping itu keterbatasan kemampuan pasok perikanan dunia akan menjadikan ikan sebagai salah satu komoditi strategis dunia.
Permasalahan utama yang dihadapi dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan laut Indonesia adalah sulitnya menentukan daerah potensial sebagai lokasi penangkapan ikan (fishing ground). Pada umumnya nelayan di Indonesia masih menggunakan cara-cara konvensional, yaitu hanya dengan memanfaatkan panca indera yang dimiliki oleh nelayan. Keterbatasan panca indra nelayan dalam menduga fishing ground tidak hanya menyebabkan inefisiensi penggunaan bahan bakar sebanyak 60%-70%, tetapi juga menyebabkan terkonsentrasinya kapal-kapal penangkap ikan di lokasi tertentu. Sebagai akibatnya pada daerah tertentu terjadi pengeksploitasian secara berlebihan (over fishing). Jika hal ini dibiarkan terus menerus dalam jangka waktu tertentu kelestarian sumberdaya perikanan akan terganggu, sebaliknya pada daerah yang memiliki potensi ikan yang cukup besar justru tidak dimanfaatkan secara optimal.
Untuk itu perlu disiasati suatu cara agar kegiatan penangkapan ikan menjadi efektif, yakni dengan memanfaatkan data satelit (NOAA) aplikasi penginderaan jarak jauh yang saat ini datanya sudah dapat diperoleh di Indonesia.Satelit cuaca NOAA-USA yang membawa sensor AVHRR juga dapat dimanfaatkan untuk membantu eksplorasi sumberdaya laut. Citra satelit yang dihasilkan dapat dianalisis dan dinterpretasikan untuk menentukan nilai dan distribusi suhu permukaan laut pada perairan yang cukup luas secara sinoptik (meliputi seluruh wilayah Indonesia hanya dalam dua lintasan berurutan). Suhu permukaan laut ini merupakan salah satu indikator dalam menentukan daerah fishing ground. Tingginya frekwensi pengamatan (empat lintasan sehari) dan biaya operasional yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan cara lainnya merupakan keunggulan dari pemanfaatan tekhnik penginderaan jarak jauh.
Observasi melalui satelit ini juga akan sangat berguna untuk pengamatan fenomena oseanografi, khusunya upwelling dan temprature front yang merupakan indikator dari daerah potensi ikan yang tinggi. Diharapkan dengan tersedianya informasi seperti ini akan dapat meningkatkan efektivitas dan efisien penangkapan ikan di laut.
NOAA juga merupakan satelit yang mendukung alat sensor microwave yang menghasilkan data temperatur, kelembaban, dataran dan air. Pada daerah berawan alat sensor pada spektrum Tampak dan Inframerah memiliki hasil yang kurang baik.
Pengembangan Stasiun Bumi Penerima Data NOAA/METOP

Sistem Pengolahan Data NOAA/METOP
 Hardware
Komputer PC atau server dengan RAM dan hard disk cukup besar, LANcard, dan sistem operasi unix (linux).
 Software
Menggunakan modul internasional baku AAPP dari EUMETSAT.
• Pengolahan untuk produksi data NOAA L1a, 1b, 1c, dan 1d dari input data L0.
• Pengolahan untuk produksi data MetOp L1a, 1b, 1c, dan 1d dari input data L0.
• Pengarsipan produk data olahan L1b, L1c dan L1d.
 Produk Keluaran
• Tampilan QL data AVHRR (komposit maupun BW), disesuaikan dengan waktu akuisisi.
• Produk level 0 HRPT NOAA yang mengacu kepada standar HRPT NOAA level 0 yang kompatibel dengan modul AAPP, dan produk L0 data MetOp.
• Produk olahan data NOAA dan data MetOp (L1b, L1c, L1d).



Contoh hasil citra satelit NOAA:

Jumat, 21 Januari 2011

laporan praktikum geografi tanah

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH
A. KEADAAN GEOGRAFIS SAMPEL
a. Lokasi Pengambilan Tanah
Lokasi pengambilan tanah berada di Desa Karangjati Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan.
b. Elevasi Tempat
Desa Karangjati yang termasuk desa yang berada di kecamatan Pandaan yaitu berada pada elevasi tempat 2-15 meter (BPS kabupaten Pasuruan, 2008).
c. Vegetasi Penutup
Jenis vegetasi yang banyak tumbuh di daerah sampel yaitu berupa pohon-pohon tingkat tinggi, seperti pohon mangga, pohon rambutan, dan beberapa tanaman kering yang banyak ditanam di depan jalan dan depan rumah penduduk.
d. Bentuk Lahan
Jika dilihat berdasarkan kondisi morfologinya, bentuk lahan dari desa Karangjati Kecamatan Pandaan termasuk bentuk lahan denudasional karena di beberapa tempat terdapat bekas erosi yang berasal dari daerah yang lebih tinggi topografinya,yaitu Kecamatan Prigen.
e. Topografi
Berada pada lereng yang relatif datar dan agak bergelombang, yang mana daerah tersebut berada di bagian tengah dari Kabupaten Pasuruan. Ketinggian lerengnya yaitu antara 6-91 meter.
f. Tipe Iklim Menurut Koppen
Termasuk jenis iklim Aw/tropis kering dengan curah hujan sebesar 11,09 mm/hari (BPS Kab. Pasuruan, 2008).
g. Batuan Induk (Geologi)
Berdasarkan informasi dari data BPS Kabupaten Pasuruan (2008) mengenai kondisi geologi Kecamatan Pandaan yaitu 500 Ha tanah vulcanik kuarter muda; 3.677 Ha tanah vulkanik kuarter tua; 150 Ha tanah sedimen plistosen.
h. Penggunaan Lahan
Lahan daerah Karangjati Kec. Pandaan kabupaten Pasuruan sebagian besar digunakan untuk perindustrian, pemukiman dan sedikit untuk usaha pertanian.


B. PRAKTIKUM TANAH
I. Berat jenis Tanah, Berat Volume dan Porositas
1. Dasar Teori
Berat Jenis Tanah adalah berat tanah dalam satuan volume padatan tanah(gram/cm3). Berat tanah diambil dari berat kering mutlak (kering oven) tanah, sehingga volume padatan tanah didapat menurut hukum Archimedes, yaitu merupakan pertambahan volume air sesudah tanah dimasukkan kedalam air. Dalam hal ini tekstur dan struktur tidak mempengaruhi berat jenis.
Berat Volume adalah berat kering suatu unit volume tanah dalam keadaan utuh. Berat kering merupakan berat padatan tanah dalam kondisi kering mutlak, tetapi volume tanah yang digunakan merupakan volume tanah termasuk ruang porinya. Berat Volume tanah ditentukan oleh jumlah ruang pori (porositas) dan padatan tanah, semakin besar porositas maka semakin kecil berat volumenya.
Porositas tanah merupakan indeks volume pori relatif, yaitu perbandingan antara volume pori (mikro&makro) dengan volume total. Nilai porositas berkisar 30-60%.
Tanah bertekstur halus akan mempunyai porositas lebih tinggi daripada tanah bertekstur kasar. Menurut Hanafiah (2005) bahwa bobot isi tanah merupakan kerapatan tanah per satuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan berikut ini:
(1) Kerapatan partikel (bobot partikel = BP) adalah bobot massa partikel padat per satuan volume tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 gram cm-3, dan
(2) Kerapatan massa (bobot isi = BI) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering-ovenkan per satuan volume.
Nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin berat. Tanah lapisan atas yang bertekstur liat dan berstruktur granuler mempunyai bobot isi (BI) antara 1,0 gram cm-3 sampai dengan 1,3 gram cm-3, sedangkan yang bertekstur kasar memiliki bobot isi antara 1,3 gram cm-3 sampai dengan 1,8 gram cm-3.
2. Tujuan
- Mengetahui berat jenis, berat volume dan porositas tanah
- Menganalisa perbedaan-perbedaan dari hasil lapangan dengan teori yang ada
3. Alat dan Bahan

- Labu ukur
- timbangan
- cawan petri + penghalus
- pipet
- pengaduk
- sampel tanah
- air panas
- oven tanah

4. Langkah kerja
a. Pengambilan tanah dengan coper ring, dengan cara menanam coper ring pada tanah yang akan digunakan. Dalam hal ini penanaman coper ring dilakukan dengan cara di injak dengan kaki, lula disekeliling tanah di gali untuk mengambil coper ring yang telah berisi tanah.
b. Mengoven tanah selama ±48 jam, dengan suhu sampai dengan 110°C
c. Berat jenis tanah langkah kerja sebagai berikut:
1. timbang labu ukur
2. isi labu ukur dengan tanah oven yang telah dihaluskan lalu timbang berat totalnya
3. tambahkan air panas sampai batas ukur 100ml, kemudian aduk pelan
4. ukur air yang ada dalam labu ukur.
d. Berat volume dan porositas:
1. timbang coper ring + tanah sampel
2. timbang tabung/paralon
3. ukur paralon yang digunakan
e. memasukkan data
5. Pengukuran
No Keterangan Tanah Nurul (Pasuruan)
1 Berat Labu Ukur 212,6 gram
2 Berat Total 283,7 gram
3 Berat Tanah = 283,7- 212,6
= 71,1 gram
4 Volume Padatan 30 cm3
5 Berat jenis Tanah = 71,1/30
= 2,37 gr/cm3
6 Berat Paralon 44,5 gram
7 Berat tanah+paralon 107,9 gram
8 Berat tanah kering = 107,9 – 44,5
= 63,4 gram
9 Volume tanah = 3,14 x 1,152 x 9,8
= 40,7cm3
10 Berat volume = 63,4/40,7
= 1,56 gr/cm3
11 Porositas = 100 – (1,56/2,37 x100%)
= 34,2 %

II. Daya Genggam dan Permeabilitas
1. Dasar Teori
Permeabilitas suatu tanah adalah kemampuan tanah untuk dapat mengalirkan air dalam profil tanah sedangkan daya genggam adalah kemampuan tanah untuk menahan hilangnya suatu zat dalam tanah tersebut.
Hubungan Tekstur Tanah dengan Daya Genggam, tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yasng lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar. Tanah bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara.
2. Tujuan
a. Mengetahui besarnya daya genggam dan permeabilitas tanah
b. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada permeabilitas dan daya genggam.
3. Alat dan Bahan

- pipa transparan
- sampel tanah
- cawan petri + penghalus
- kapas
- kasa
- tali
- gelas ukur
- pipet
- tabung ukur

4. Langkah kerja
- menghaluskan sampel tanah yang sebelumnya telah di oven
- memasukkan tiap-tiap sampel terhadap pipa transparan setinggi 20 cm
a. Uji Kapilaritas
♦ isi gelas ukur sebanyak 100ml, masukkan pipa yang telah berisi sampel tanah kedalam gelas ukur.
♦ amati kenaikan air pada tabung per 5 menit
b. Uji Daya Genggam
♦ isi gelas ukur dengan air sebanyak 100ml, tuangkan kedalam tabung sampai air terserap.
♦ tunggu sampai air menetes, catat waktu pada tetesan pertama.
♦ tunggu pada tetesan terakhir.
5. Pengukuran
a. Kapilaritas (dari gelas ukur terserap ke atas)
jenis tanah
Waktu(menit) Organik
( cm ) Pasir
( cm ) Tanah Nurul (Pasuruan)
( cm )
5 4,9 13 3
10 6,3 13,5 5,5
15 7,3 13,8 8,5
20 8,1 14 9,5
25 8,8 14,2 10,8
30 9,7 14,4 11,2
Sisa Air 90 ml 86 ml 78 ml

b. Daya Genggam
Variabel Organik Pasir Nurul (Pasuruan)
A 10 cm 10 cm 10 cm
B 10,2cm 10cm 10,5 cm
C 1 mnt 49 dtk 16 detik 24 mnt 12 dtk
D 15mnt 15 dtk 1 mnt 59 dtk 59 mnt 2dtk
E 100ml 100ml 100ml
F 39 ml 58 ml 51 ml
G 38 ml 38 ml 9 ml
H 23 ml 4 ml 25 ml
I 18,02 cm³ 17,67 cm³ 32,97 cm³
J 1,28 ml/cm³ 0,23 ml/cm³ 0,76 ml/cm³

Keterangan:

A. tinggi semula
B. tinggi setelah diberi air
C. waktu pertama kali menetes
D. tetesan terakhir
E. air semula
F. sisa air dalam tabung
G. air yang menetes
H. daya genggam (manual)
I. Volume bahan(π.r2.t)
J. Daya Genggam
H/I


C. PEMBAHASAN
I. Kondisi Tanah
Sifat tanah Tanah Nurul (Pasuruan)
Warna Coklat terang
Tekstur Berpasir dengan sedikit liat
Struktur Remah
Konsistensi Agak keras
Kedalaman 10 cm
Pemupukan -
Cara Pengambilan Dipukul menggunakan palu lalu digali pinggirnya dan diambil paralonnya
Keadaan Geografis Dataran rendah, vegetasi pohon-pohon Mangga, pepaya dan rerumputan, suhu panas, iklim tropis

II. Berat jenis Tanah, Berat Volume dan Porositas
a. Berat Jenis
Dalam praktikum yang dilakukan, berat jenis yang didapatkan adalah 2,37 g/cm3 yang mana termasuk tanah mineral yang masih memiliki kandungan bahan organik. Ada tidaknya bahan organik bisa dilihat dari warna tanah yang mana tanah dari Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan memiliki warna yang cenderung lebih coklat kehitam-hitaman. Warna coklat tersebut disebabkan sering terjadi pelarutan pada saat terjadi hujan.
b. Berat Volume
Dari penelitian ini, didapatkan data berat volume dari tanah Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan sebanyak 1,56 gr/cm3, yang mana termasuk dalam kategori jenis tanah berpasir ( pada teori berat volume tanah berpasir memiliki berat volume mencapai 1,6 g/cm3). Berat volume tersebut disebabkan karena pada tanah ini memiliki struktur agak remah dengan ruang pori yang lebih besar. Selain itu juga kandungan bahan organik dari tanah juga mempengaruhi berat volume tanah.
Hal ini dibuktikan dengan tingginya berat volume tanah Pasuruan, karena pada tanah Pasuruan sedikit mengandung bahan organik. Namun pada kenyataannya, tanah yang sejenis dengan itu masih dapat digunakan untuk ditanami tanaman yang membutuhkan banyak kandungan organic, karena pada tanah sampel tempat pengambilannya merupakan tanah urukan bekas daerah pembangunan sehingga sedikit banyak terdapat pencampuran tanah dengan pasir.
c. Porositas
Porositas suatu tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah, sehingga tanah yang bertekstur kasar akan memiliki porositas lebih kecil daripada tanah yang bertesktur halus.
Hal ini dibuktikan pada pratikum, tanah Pasuruan yang mengandung pasir dengan sedikit liat tersebut memiliki porositas lebih rendah.
III. Daya genggam dan Kapilaritas
a. Daya Genggam
Daya genggam sutau tanah ditentukan oleh tekstur dan porositas. Porositas yang dipengaruhi oleh tekstur tanah, mempengaruhi besarnya daya genggam dari tanah tersebut.
- Jika terjadi dominasi fraksi pasir maka akan menyebabkan terbentuknya sedikit pori makro, sehingga luas permukaan yang disentuh bahan menjadi sempit. Oleh karena itu daya genggam terhadap air menjadi sangat lemah.
- Jika dominasi fraksi liat maka terbentuk banyak pori mikro, maka luas permukaan sentuh menjadi sangat luas. Oleh karena itu daya genggam menjadi besar.
- Jika dominasi fraksi debu maka terbentuk pori meso dalam jumlah sedang, maka jumlah permukaan sentuhnya cukup luas. Oleh karena itu daya genggam cukup kuat.
Hal ini dapat kita lihat perbandingannya pada pratikum antara tanah Pasuruan, Pasir dan Bahan Organik. Daya genggam yang paling lemah dimiliki oleh pasir. Dan tanah Pasuruan memiliki daya genggam air lebih besar.
Pada percobaan ini juga terjadi penambahan tinggi dari tanah pasuruan setelah diberi air, yang mana akan mengembang jika diberi air dan mengkerut jika dipanaskan.
b. Kapilaritas
Kapilaritas adalah pergerakan air dari situs yang berkadsar tinggi ke situs yang berkadar air rendah akibat kenaikan energy retensinya (Kemas Ali Hanifah, 2007). Keberadaan air di dalam tanah dapat menjadi komponen yang penting dalam tanah yang dapat menguntungkan dan kadangpula merugikan. Tarik menarik antara air dengan liat koloidal menyebabkan beberapa lapis molekul air yang menempel dipermukaan liat koloidal ini disebut air adhesi. Kuatnya ikatan adhesi menyebabkan air tidak dapat diserap aoleh tanaman sehingga mengkristal.
Tanah yang jenuh air dapat menyebabkan terhambatnya aliran udara kedalam tanah sehingga mengganggu respirasi dan serapan hara oleh akar tanaman.
Opada penelitian mengenai uji kapilaritas dapat dibuktikan adanya kapilaritas /penyerapan air yang terjadi baik pada jenis tanah pasir, organiuk, maupun tanah Pasuruan. Dari ketiga tanah tersebut terjadi perubahan ketinggian air yang meresap ke dalam tanah yang berada pada pipa bening. Dalam waktu yang bersamaan, diantara ketiga jenis tanah tersebut dapat diperolreh data bahwa pada jenis tanah berpasir memiliki kecepatan kapilaritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tanah organic dan tanah pasuruan.
Kecepatan kapilaritas tersebut dapat dihitung dari pertambahan ketinggian tiap menitnya, yang mana pada penelitian menggunakan jeda 5 menitan. Sehingga apabila di rata rata kecepatan kapilaritas pada tanah pasir adalah 0,14 cm/menitnya, sedangkan untuk tanah organic diperoleh data kecepatan rata-rata sebesar 0, 2 cm/menitnya, sedangkan untuk tanah Pasuruan, 0,34 cm/menitnya.
Sehingga dapat disimpulkan tanah yang memiliki kapilaritas paling tinggi adalah pasir sedangkan tanah Pasuruan sendiri tergolong agak lambat padahal dari penelitian berat volume termasuk berpasir yang sedikit liat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
1. Dimungkinkan ketelitian pada praktikum masih kurang sehingga untuk mendeteksi kinera dari tiga jenis tanah dal;a waktu yang bersammaan sangat sulit.
2. Pada tanah Pasuruan terdapat kandungan liat sehingga dapat mempengaruhi kecepatan kapilaritas tanah.
Dari uji kapilaritas tersebut dapat disimpulkan adanya perbedaan kecepatan diantara ketiga jenis tanah. Pada kapilaritas menunjukkan adanya kecepatan penyerapan yang begitu besar pada menit-menit awal sedangkan seteklah sekitar 20 menit keatas kecepatannya mulai berkurang. Hal tersebut membuktikan adanya kejenuhan tanah karena sebagian besar ruan pori tanah telah terisi air sehingga mengalami kejenuhan.

D KESIMPULAN
1. Berdasarkan Berat jenis Tanah tanah pasuruan memiliki berat jenis 2,37 gr/cm3, memiliki Berat Volume 1,56 gr/cm3 yang mana termasuk pasir dengan sedikit liat serta Porositas sebanyak 34,2 % yang mana tegolong kasar.
2. Berdasarkan uji Daya genggam tanah Pasuruan memiliki 0,76 ml/cm³ dengan waktu air berhenti menetes pada 24 menit 12 detik denganpenambahan ketinggian tanah sebesar 0,5 cm dari tinggi awal yaitu 10 cm serta jumlah sisa air 75 ml dari air awal 100 ml.
3. Kapilaritas tanah Pasuruan sebesar 0,34 cm/menit hal tersebut karena pengaruh jenis pasir yang bercampur dengan sedikit kandungan liat.

Mengenai Saya

Foto Saya
malang, jawa timur
Lihat profil lengkapku